Warta Pendidikan Jogja – Pemilu 2024 memasuki tahap akhir, memicu berbagai perdebatan dan ketegangan di masyarakat. Konflik antara pendukung dan penolak kandidat semakin tajam, diperburuk oleh ketidakpercayaan terhadap penyelenggara pemilu dan dugaan kecurangan yang sistematis. Selain faktor politik, penyebaran hoaks dan informasi yang tidak akurat semakin memperkeruh situasi, memengaruhi pemahaman publik dan memicu konflik sosial.
Dalam Diskusi dan Seminar Gotong Royong Melawan Hoaks Menjaga NKRI pada Minggu (3/3), Petrus Eko N dari Koalisi Masyarakat Yogyakarta menyoroti peran hoaks sebagai pemicu utama ketegangan politik. Berdasarkan data Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), sepanjang 2023 tercatat 2.330 hoaks, dengan 1.292 di antaranya terkait politik. Hoaks pemilu 2024 bahkan mencapai 645 kasus, dua kali lipat lebih banyak dibandingkan Pemilu 2019.
Masyarakat diajak untuk lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama dari media sosial seperti WhatsApp, TikTok, dan Facebook. Sebelum membagikan berita, penting untuk memastikan kebenarannya dan mempertimbangkan dampaknya. Prinsip yang harus dipegang adalah lebih baik menunda atau tidak membagikan informasi daripada menyebarkan sesuatu yang dapat menimbulkan masalah baru.
Penulis: Aizan Syalim
Sumber Gambar: https://www.wartajogja.id/2024/03/diskusi-dan-seminar-gotong-royong.html
Sumber Berita: https://www.wartajogja.id/2024/03/diskusi-dan-seminar-gotong-royong.html