Warta Pendidikan Jogja – Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita saat ini. Smartphone, laptop, komputer, headset, jam tangan pintar, dan berbagai perangkat lainnya sudah menjadi alat yang sangat penting dalam aktivitas sehari-hari. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, kita dihadapkan pada pertanyaan besar: Apakah kita yang mengendalikan teknologi, atau justru teknologi yang mengendalikan kita?
Teknologi memang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas kita, baik dalam pekerjaan maupun pembelajaran. Kemudahan akses informasi dan kemampuan untuk berkomunikasi jarak jauh melalui berbagai platform sosial media menjadikan teknologi semakin diperlukan dalam kehidupan.
Namun, di sisi lain, banyak orang yang justru kesulitan mengendalikan penggunaan teknologi. Di pagi hari, mereka mungkin langsung melihat notifikasi yang masuk, di siang hari sulit untuk berhenti sejenak dari media sosial, dan di malam hari mereka menghabiskan waktu terakhir sebelum tidur untuk menonton video dari YouTuber favorit. Banyak dari kita yang kehilangan kendali dan malah terjebak dalam penggunaan teknologi yang berlebihan.
Selain itu, dampak negatif teknologi juga terlihat dalam penyalahgunaan AI. Banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan AI untuk tujuan kecurangan. Padahal, teknologi ini sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal positif, bukan untuk tujuan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak orang yang belum memahami cara menggunakan teknologi dengan bijak dan justru terperangkap oleh teknologi itu sendiri.
Pada dasarnya, teknologi itu netral. Seperti halnya pisau yang bisa digunakan untuk memotong buah atau justru bisa digunakan untuk melukai, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Kita harus merenungkan, berapa banyak waktu yang kita habiskan setiap hari untuk bermain dengan gadget? Konten apa yang kita buka? Apakah lebih banyak dampak positif atau negatif yang kita peroleh? Jika lebih banyak dampak negatifnya, bisa jadi kita yang sebenarnya dikendalikan oleh teknologi.
Lalu, bagaimana cara agar kita dapat mengendalikan teknologi? Pertama, kurangi penggunaan gadget secara bertahap. Kedua, cari aktivitas lain untuk mengalihkan perhatian dari gadget. Ketiga, manfaatkan teknologi untuk kegiatan yang produktif, bukan hanya untuk konsumsi semata.
Teknologi bisa digunakan untuk tujuan positif maupun negatif. Kita tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa teknologi itu buruk. Pilihannya ada di tangan kita, apakah kita ingin mengendalikan teknologi atau malah dikendalikan olehnya? Kita harus memiliki kemampuan untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
Oleh karena itu, saya, Muhamad Rifky Smeer, mahasiswa Universitas Airlangga, mengajak semua pembaca untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi. Teknologi memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat jika kita menggunakannya dengan tepat. Sebaliknya, teknologi juga bisa menimbulkan ancaman besar jika kita tidak bijaksana dalam penggunaannya.