Warta Pendidikan Jogja – Investasi menjadi pilihan banyak orang untuk mengembangkan aset dan mencapai tujuan finansial. Namun, ketidaktahuan dan hasrat besar untuk memperoleh keuntungan cepat sering dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menjalankan praktik investasi bodong. Jika tidak berhati-hati, investor bisa saja terjebak dalam kerugian yang besar.
Apa Itu Investasi Bodong?
Penipuan investasi, atau yang sering disebut investasi bodong, adalah investasi pada suatu bisnis atau produk yang tidak jelas atau bahkan fiktif. Pada akhirnya, dana yang diinvestasikan akan hilang tanpa memberikan keuntungan apa pun kepada investor. Untuk itu, penting bagi Anda untuk mengenali tanda-tanda penipuan investasi agar tidak terjerumus.
Modus Operandi Investasi Bodong
Menurut Budi Rahardjo, seorang perencana keuangan dari OneShildt Financial Planning, modus dari penipuan investasi semakin beragam dan bisa menyesuaikan dengan tren yang sedang berkembang. Misalnya, jika banyak orang tertarik pada investasi emas, maka akan muncul juga investasi palsu yang mengatasnamakan emas. Dengan berkembangnya teknologi, skema penipuan ini juga dapat hadir dalam bentuk investasi digital atau berbasis teknologi.
Budi menegaskan, meski para pelaku investasi palsu kini semakin pintar dalam menyamarkan niat buruk mereka, terdapat beberapa ciri khas yang bisa membantu Anda mengidentifikasi investasi yang merugikan ini.
Ciri-ciri Penipuan Investasi yang Harus Dihindari
1. Menawarkan Penitipan Dana dengan Iming-Iming Keuntungan Tinggi
Penipuan investasi biasanya mengiming-imingi investor dengan keuntungan tinggi yang dijanjikan bisa diperoleh tanpa risiko. Padahal, dalam dunia investasi, keuntungan tinggi selalu diikuti dengan risiko yang sebanding.
2. Menjanjikan Keuntungan yang Tidak Masuk Akal
Salah satu ciri umum penipuan investasi adalah penawaran keuntungan yang sangat tinggi dalam waktu singkat. Misalnya, menjanjikan keuntungan 20-30% per bulan tanpa ada penjelasan yang jelas tentang bagaimana keuntungan tersebut bisa dicapai.
3. Tidak Memiliki Izin yang Jelas
Investasi ilegal seringkali tidak memiliki izin resmi yang dikeluarkan oleh otoritas pengawas keuangan seperti OJK (Otoritas Jasa Keuangan) atau Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Jika sebuah investasi tidak bisa menunjukkan izin usaha atau legalitas yang jelas, maka patut dicurigai.
4. Pamer Testimoni dari Publik Figur
Banyak investasi palsu yang mengandalkan testimoni dari tokoh masyarakat atau publik figur untuk menarik minat investor. Testimoni tersebut kadang dipublikasikan tanpa verifikasi yang memadai.
5. Mengutamakan Referral untuk Keuntungan
Dalam skema penipuan ini, keuntungan biasanya datang dari upaya merekrut anggota baru (sistem referral), bukan dari investasi atau perdagangan yang nyata. Sistem ini sering kali mirip dengan skema ponzi.
6. Skema Keuntungan yang Sulit Dipahami
Investasi yang sah biasanya memiliki model bisnis dan strategi yang jelas dan dapat dipahami. Sebaliknya, penipuan investasi sering menawarkan skema yang tidak masuk akal dan sulit dijelaskan secara rasional.
7. Mengecilkan Proses untuk Mendapatkan Keuntungan
Investasi yang baik melibatkan analisis dan perencanaan yang matang. Namun, investasi palsu cenderung mengabaikan proses tersebut dan memberikan kesan bahwa mendapatkan keuntungan itu sangat mudah.
8. Imbal Hasil yang Jauh Lebih Tinggi dari Pasar
Jika ada investasi yang menawarkan imbal hasil jauh lebih tinggi daripada produk serupa lainnya di pasar, maka waspadalah. Keuntungan tinggi dalam waktu singkat seringkali merupakan tanda adanya penipuan.
Cara Menghindari Penipuan Investasi
Untuk menghindari terjebak dalam investasi palsu, Budi Rahardjo menyarankan agar setiap investor selalu memeriksa legalitas dan izin yang dimiliki oleh perusahaan atau entitas yang menawarkan investasi. Pastikan bahwa investasi tersebut terdaftar dan diawasi oleh lembaga resmi seperti OJK atau Bappebti.
Selain itu, penting untuk memahami bahwa investasi yang sah memiliki risiko yang sebanding dengan keuntungan yang dijanjikan. Oleh karena itu, jangan mudah tergoda oleh janji keuntungan instan.
Andi Nugroho, perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE), juga menekankan pentingnya memahami dengan jelas cara kerja investasi yang ditawarkan. Jangan hanya tergiur dengan iming-iming keuntungan besar tanpa memahami mekanisme dan risiko yang ada.
Tips untuk Menghindari Investasi Palsu:
- Periksa Legalitasnya: Pastikan bahwa investasi yang Anda pilih terdaftar dan diawasi oleh otoritas yang berwenang, seperti OJK di Indonesia.
- Teliti Skema Investasi: Pelajari dengan cermat bagaimana skema investasi bekerja. Jangan mudah tertipu oleh janji-janji keuntungan tanpa dasar yang jelas.
- Waspadai Janji Keuntungan Tanpa Risiko: Setiap investasi pasti mengandung risiko. Hindari investasi yang menawarkan keuntungan tinggi tanpa adanya penjelasan mengenai risikonya.
- Jangan Terburu-buru: Investasi yang baik memerlukan waktu, kesabaran, dan pemahaman yang matang. Jangan tergoda untuk berinvestasi hanya karena takut ketinggalan atau FOMO (fear of missing out).
- Jangan Terbujuk Testimoni: Walaupun testimoni dari publik figur bisa menjadi indikasi, pastikan Anda memeriksa lebih lanjut kredibilitas dan latar belakang bisnis yang ditawarkan.
Baca Juga : Ancaman dan Risiko Keamanan Siber di Dunia Digital
Kesimpulan
Penipuan investasi bisa membawa kerugian besar bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang kurang waspada. Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri penipuan investasi dan cara menghindarinya adalah langkah penting agar investasi Anda tetap aman. Selalu lakukan riset mendalam, pastikan legalitasnya, dan hindari janji-janji keuntungan yang tidak realistis. Ingat, investasi yang baik memerlukan proses, pengetahuan, dan pemahaman yang matang.
Author : Khabiburohman
sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20241122142403-83-1169555/mengenali-ciri-ciri-investasi-bodong-dan-cara-menghindarinya
sumber Gambar: https://www.freepik.com/free-photo/group-asian-business-people-meeting-about-business-plan_38283920.htm#fromView=search&page=2&position=38&uuid=a7d14275-51da-487d-a467-a0882131a8ad