Warta Pendidikan Jogja – Disleksia adalah gangguan spesifik pada kemampuan belajar yang ditandai dengan kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja. Kondisi ini tidak berkaitan dengan tingkat kecerdasan, namun lebih kepada bagaimana otak memproses informasi.
Penyebab Disleksia
Penyebab pasti disleksia belum sepenuhnya dipahami, namun para ahli meyakini adanya faktor genetik yang berperan besar. Beberapa faktor lain yang mungkin berkontribusi antara lain:
- Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan disleksia meningkatkan risiko.
- Perkembangan otak: Struktur dan fungsi otak yang berbeda pada anak dengan disleksia.
- Lingkungan: Faktor lingkungan seperti stimulasi yang kurang atau adanya gangguan pendengaran juga bisa menjadi pemicu.
Gejala Disleksia pada Anak
Gejala disleksia dapat bervariasi pada setiap anak, namun beberapa tanda umum yang sering muncul antara lain:
- Kesulitan dalam membaca:
- Lambat dalam membaca
- Sering mengganti atau membalik huruf
- Sulit memahami arti bacaan
- Kesulitan dalam menulis:
- Tulisan sulit dibaca
- Sering membuat kesalahan ejaan
- Sulit mengungkapkan ide dalam bentuk tulisan
- Kesulitan dalam mengeja:
- Sulit mengingat ejaan kata
- Sering menambahkan atau menghilangkan huruf
- Kesulitan dalam berbicara:
- Lambat dalam berbicara
- Kesulitan menemukan kata yang tepat
- Kesulitan dalam memahami instruksi lisan:
- Sulit mengikuti petunjuk
- Sering meminta ulangan
- Kesulitan dalam mengingat:
- Sulit mengingat nama, tanggal, atau urutan peristiwa
Diagnosis Disleksia
Diagnosis disleksia biasanya dilakukan oleh tim ahli yang terdiri dari psikolog, terapis bicara, dan guru. Proses diagnosis melibatkan berbagai tes, seperti tes kecerdasan, tes membaca, tes menulis, dan tes pendengaran.
Intervensi untuk Anak dengan Disleksia
Intervensi dini sangat penting untuk membantu anak dengan disleksia mengatasi kesulitan belajarnya. Beberapa pendekatan yang umum digunakan antara lain:
- Terapi bicara: Membantu meningkatkan keterampilan fonologi, yaitu kemampuan untuk memahami dan memanipulasi bunyi bahasa.
- Terapi membaca: Melatih keterampilan membaca melalui berbagai metode, seperti metode fonik dan metode keseluruhan kata.
- Terapi menulis: Membantu meningkatkan keterampilan menulis, mulai dari memegang pensil hingga menyusun kalimat.
- Akomodasi di sekolah: Memberikan fasilitas atau penyesuaian khusus di sekolah, seperti waktu tambahan untuk mengerjakan tugas, penggunaan alat bantu belajar, atau pembelajaran individual.
- Terapi okupasi: Membantu meningkatkan keterampilan motorik halus dan koordinasi mata-tangan.
- Terapi perilaku kognitif: Membantu mengatasi masalah emosi dan perilaku yang mungkin timbul akibat disleksia.
Dukungan untuk Anak dengan Disleksia
- Lingkungan yang mendukung: Ciptakan lingkungan yang positif dan penuh pengertian di rumah dan sekolah.
- Kesabaran dan dukungan: Berikan dukungan emosional kepada anak dan bantu mereka membangun kepercayaan diri.
- Kolaborasi: Jalin kerjasama yang baik antara orang tua, guru, dan ahli untuk memberikan intervensi yang komprehensif.
- Teknologi: Manfaatkan teknologi untuk membantu anak belajar, seperti aplikasi pembelajaran, buku audio, dan perangkat lunak membaca.
Penting untuk diingat: Disleksia bukanlah sebuah penyakit yang dapat disembuhkan, namun dengan intervensi yang tepat, anak dengan disleksia dapat mencapai potensi penuhnya.
Author : Sayyid
Sumber Artikel : https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-disleksia
Sumber Gambar : https://www.pexels.com/id-id/foto/buku-catatan-notes-buku-tulis-buku-agenda-5303501/