Warta Pendidikan Jogja – Defisiensi vitamin E tergolong kondisi yang jarang terjadi. Penyebab kekurangan vitamin e biasanya gangguan penyerapan lemak dari makanan, di mana vitamin E larut. Bayi yang baru lahir, terutama yang prematur, memiliki risiko lebih tinggi mengalami kekurangan vitamin E. Sebaliknya, pada orang dewasa, kondisi ini jarang dijumpai. Berikut penjelasan mendalam mengenai kekurangan vitamin E.
Apa Itu Kekurangan Vitamin E?
Kekurangan vitamin E adalah kondisi ketika kadar vitamin E dalam tubuh sangat rendah, biasanya akibat tubuh tidak mampu menyerap lemak dengan optimal. Vitamin E adalah nutrisi penting yang larut dalam lemak dan memiliki delapan bentuk senyawa: empat tokoferol (alfa, beta, gamma, delta) serta empat tokotrienol (alfa, beta, gamma, delta). Dari semua bentuk ini, alfa-tokoferol adalah yang paling aktif dan dibutuhkan oleh tubuh.
Vitamin E berperan sebagai antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Sumber vitamin E yang mudah ditemukan adalah dari sayuran hijau, minyak nabati, kacang-kacangan, biji-bijian, dan bibit gandum. Bayi prematur memiliki cadangan vitamin E yang lebih rendah karena penyaluran vitamin ini melalui plasenta tidak optimal. Sedangkan orang dewasa mempunyai cadangan vitamin E yang tersimpan di jaringan lemak untuk bantu kurangai risiko defisiensi.
Penyebab Kekurangan Vitamin E
Kekurangan vitamin E bisa terjadi karena terlalu sering mengkonsumsi makan rendah lemak atau gangguan penyerapan lemak. Beberapa penyebab umum meliputi:
- Faktor Genetik: Kondisi seperti abetalipoproteinemia kongenital dan defisiensi vitamin E turunan.
- Gangguan Medis: Penyakit yang mengurangi penyerapan lemak, seperti:
- Penyakit celiac.
- Pankreatitis kronis.
- Kolestasis hati.
- Penyakit Crohn.
- Cystic fibrosis.
Bayi prematur dengan berat badan di bawah 1.500 gram juga berisiko karena sistem pencernaan mereka belum matang sepenuhnya. Bayi yang kekurangan vitamin E bisa terserang anemia hemolitik atau penghancuran sel darah merah.
Gejala Kekurangan Vitamin E
Defisiensi vitamin E dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti:
- Pada anak-anak: Refleks lambat, gangguan koordinasi, kesulitan berjalan, dan otot lemah.
- Pada orang dewasa:
- Mati rasa dan kesemutan.
- Lemah otot.
- Gangguan koordinasi tubuh.
- Penyempitan lapang pandang.
- Penurunan daya tahan tubuh.
Gejala seperti kelemahan otot dan gangguan koordinasi menunjukkan adanya kerusakan pada sistem saraf pusat maupun perifer. Vitamin E membantu melindungi selubung lemak di sekitar saraf, sehingga kekurangan vitamin ini dapat mempengaruhi fungsi saraf.
Diagnosis Kekurangan Vitamin E
Untuk mengetahui riwayat kesehatan, dokter biasanya melakukan wawancara medis sebelum melakukan pemeriksaan fisik. Tanda-tanda seperti refleks yang lemah, gangguan penglihatan, atau otot lemah dapat mengindikasikan defisiensi vitamin E. Tes darah juga dilakukan untuk mengukur kadar vitamin E dalam tubuh.
Penanganan Kekurangan Vitamin E
Kekurangan vitamin E bisa juga diatasi dengan konsumsi suplemen vitamin E tambahan. Pada bayi prematur, suplementasi diberikan melalui selang ke dalam perut atau secara intravena (IV).
Pada anak-anak dan orang dewasa dengan defisiensi akibat faktor genetik, dokter dapat meresepkan suplemen vitamin E dosis tinggi. Jika terdeteksi sejak dini, pengobatan dapat mencegah komplikasi neurologis yang serius.
Meski jarang diperhatikan, seseorang yang kekurangan vitamin E ternyata sangat butuh perhatian medis. Jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada defisiensi vitamin ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Pastikan juga pola makan Anda mencakup makanan kaya vitamin E untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Sumber : https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/kekurangan-vitamin-e
Gambar : https://www.freepik.com/free-photo/yellow-pills-arrangement_17806419.htm#fromView=search&page=1&position=19&uuid=d6b795cf-17aa-44cd-95e1-9ceeb717298c