Warta Pendidikan Jogja – Mahasiswa KKN-T UAA melakukan penanaman apotek hidup pada hari Minggu, 8 Maret 2024. Seluruh anggota KKN-T UAA Tematik Kelompok VI Guwosari dan Organisasi Muda Mudi, yang merupakan warga Pringgading, berpartisipasi dalam kegiatan ini. Di lahan kosong di Padukuhan Pringgading, Kalurahan Guwosari, Pajangan, Bantul, DIY, ada apotek hidup yang mengandung tanaman herbal seperti jahe, kunyit, temulawak, dan serai. Tujuan dari inisiatif penanaman apotek hidup ini adalah agar warga Padukuhan Pringgading dapat memanfaatkannya. Selain itu, inisiatif ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada warga tentang pentingnya tanaman herbal dan cara memanfaatkan lahan yang tersedia di padukuhan.
Selama KKN Tematik berlangsung, salah satu program kerja utama mahasiswa Alma Ata adalah kegiatan yang mereka lakukan. Di Padukuhan Pringgading sendiri, orang-orang masih kurang menyadari pentingnya menanam toga. Ini terlihat dari pekarangan rumah warga Pringgading di mana banyak lahan yang tidak digunakan dan ditumbuhi semak semak belukar.
Toga, atau tanaman obat keluarga, adalah tanaman yang ditanam di rumah dan berkhasiat sebagai obat. Pada dasarnya, taman obat keluarga adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun, atau ladang, yang digunakan untuk menanam tanaman berkhasiat sebagai obat untuk memenuhi kebutuhan obat keluarga. Kebun obat menghasilkan tanaman obat atau bahan obat, yang kemudian dapat didistribusikan kepada masyarakat. Obat tanaman terutama berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karena mereka lebih alami dan tidak memiliki efek samping yang signifikan dibandingkan obat buatan pabrik, obat tradisional biasanya lebih aman. Oleh karena itu, obat tradisional lebih disukai oleh sebagian orang. Dengan adanya program Apotek Hidup ini, diharapkan masyarakat dapat menggunakan bibit tanaman obat-obatan untuk membuat obat mudah diakses.
Penanaman ini dimulai dengan membersihkan area kosong yang masih berbentuk semak belukar. Kemudian, sekam bakaran dan kotoran kambing yang dibeli dari kelompok pertanian warga setempat dikumpulkan, dan kemudian lahan yang telah dibersihkan dicampur dengan sekam bakaran dan kotoran kambing. Untuk mengelompokkan jenis toga yang akan ditanam, banjar dibuat di tanah. Kemudian, bibit toga yang telah disiapkan ditanam sesuai dengan banjar tersebut. Pada tahap akhir, tanaman toga hanya perlu disiram dengan air sampai tanahnya lembab.
Evi Rahmawati, perwakilan kelompok KKN-T UAA Kelompok 6 Guwosari, mengatakan bahwa toga dapat digunakan sebagai perawatan pertama untuk diri sendiri dan keluarga karena obat herbal yang berasal dari tumbuhan memiliki efek samping yang lebih rendah daripada obat kimia.
Saya berharap warga masyarakat semakin peduli dengan kesehatannya karena dengan adanya tanaman toga ini, masyarakat dapat menggunakannya secara mandiri untuk perawatan kesehatan dengan menjadikan toga sebagai cara untuk membantu diri sendiri dan keluarga. Menurutnya, dia ingin tanaman obat di apotek hidup semakin banyak jenis dan variasi sehingga masyarakat lebih mempertimbangkan dalam mengonsumsi obat kimia, yang jika dikonsumsi terlalu sering berpotensi memiliki efek buruk pada kesehatan tubuh di kemudian hari dibandingkan dengan obat-obatan yang berasal dari tanaman herbal.
Taman apotik hidup ini dibangun untuk membantu masyarakat menjaga daya tahan tubuh. Diharapkan penanaman toga yang dilakukan oleh mahasiswa KKN-T UAA di Padukuhan Pringgading akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan dan kesehatan.
Warga Padukuhan Pringgading dan Organisasi Muda Mudi Setempat menyambut baik inisiatif penanaman apotek hidup ini. Mahasiswa KKN Tematik telah memberikan beberapa karung pupuk orgnaik untuk digunakan oleh warga setempat, terutama Organisasi Muda Mudi Padukuhan Pringgading, untuk mengembangkan dan menjaga tanaman tersebut.
Sumber:
https://sid.guwosari.desa.id/artikel/2024/3/17/kkn-t-pringgading-peduli-kesehatan-mahasiswa-kkn-universitas-alma-ata-sulap-lahan-kosong-menjadi