Warta Pendidikan Jogja – Penggunaan gadget di kalangan anak-anak semakin meluas dan berdampak signifikan pada perkembangan mereka oleh karena itu perlunya Meningkatkan Literasi Generasi Muda di Era Digital. Meskipun teknologi ini menawarkan akses cepat ke informasi dan media pendidikan, ketergantungan berlebihan dapat membawa dampak negatif. Dampak negatif ini mencakup ketergantungan, masalah kesehatan, serta pengaruh pada kualitas belajar anak-anak (Sumber: Kompasiana, 2024).
Gadget kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan individu, dari anak-anak hingga dewasa, dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Kehadiran gadget ini menjadi pisau bermata dua bagi pertumbuhan anak, mendorong saya untuk menulis artikel ini. Di sisi lain, menurunnya tingkat literasi di Indonesia menjadi kekhawatiran bagi masa depan bangsa. Hubungan antara penggunaan gadget dan penurunan tingkat literasi ini menarik untuk diulas, guna mencari solusi mencegah dampak negatif gadget tanpa menghilangkan penggunaannya.
Data dari Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa tingkat literasi penduduk Indonesia berada di urutan 11 terbawah dari 81 negara yang diukur. Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia mulai kehilangan kebiasaan membaca, baik melalui media cetak maupun online. Pengaruh gadget menjadi salah satu faktor utama menurunnya minat baca.
Baca juga : UAA Tempati Peringkat Lima UniRank Wilayah DIY
Bagaimana kita bisa mengembalikan minat literasi pada generasi muda tanpa menghilangkan gadget? Hal ini harus dimulai dengan pendidikan dari orangtua, sebagai sekolah pertama bagi anak-anak. Mengubah bangsa harus dimulai dari dasar, dalam hal ini anak-anak sebagai bibit generasi bangsa perlu ditanamkan kebiasaan baik untuk masa depan. Orangtua dapat membangun minat baca sejak usia dini dengan mengenalkan buku cerita bergambar, membacakan dongeng, serta memberikan bahan bacaan yang menarik. Dengan demikian, ketika anak mulai mengenal gadget, mereka dapat menggunakan gadget sebagai sarana membaca dan mencari konten digital yang menarik karena minat baca sudah tertanam sejak dini.
Bagaimana jika yang terjadi sebaliknya? Anak yang belum mengenal huruf atau membaca tetapi langsung dikenalkan pada gadget tanpa arahan orangtua akan lebih tertarik menonton video dan bermain game. Ketidaktahuan anak tentang tulisan membuat mereka lebih tertarik pada audio visual. Masalah lain yang timbul adalah algoritma aplikasi sosial media yang terus menampilkan video serupa dengan yang sering ditonton anak. Jika konten tersebut tidak edukatif, anak dapat terpengaruh perilaku menyimpang sejak dini.
Ketergantungan pada gadget sejak dini akan berdampak pada kualitas belajar anak. Misalnya, anak usia TK atau SD yang menerima pelajaran dari guru di sekolah. Anak yang belum mengenal gadget lebih mudah fokus pada pelajaran karena sedikit distraksi. Sementara anak yang sudah mengenal gadget akan sulit fokus karena pikiran mereka terus mengingat game dan video di gadget. Anak cenderung berimajinasi dan berkhayal tentang dunia maya, mengganggu konsentrasi dan kemampuan berkomunikasi mereka.
Di lingkungan sekitar saya, seorang anak akhirnya memerlukan terapi untuk melatih fokusnya. Penting bagi orangtua untuk mengenalkan huruf dan melatih kognitif anak sebelum mengenalkan gadget, tentu dengan pengawasan. Gadget bukanlah hal buruk, tetapi penyalahgunaan dan konten yang tidak sesuai usia dapat berdampak negatif. Mewariskan budaya literasi sama dengan memupuk masa depan bangsa yang cerah. Mari ajarkan anak kita cinta literasi sebelum mengenal gadget!
Pentingnya Membangun Minat Literasi di Universitas di Jogja
Menurunnya minat literasi tidak hanya terjadi di kalangan anak-anak, tetapi juga di perguruan tinggi. Di universitas di Jogja, misalnya, penting untuk mengintegrasikan literasi dalam kurikulum dan kegiatan mahasiswa. Peningkatan literasi di kalangan mahasiswa akan membawa dampak positif pada kualitas pendidikan dan masa depan mereka.
Dengan memperkuat Meningkatkan Literasi Generasi Muda di Era Digital di universitas di Jogja, kita dapat memastikan bahwa generasi muda tetap memiliki kebiasaan membaca yang kuat, meskipun hidup di era digital. Yuk, kita dorong peningkatan literasi di kalangan mahasiswa dan anak-anak agar masa depan bangsa lebih cerah dan gemilang!
Author : Subkhi Mashadi
Sumber : https://www.kompasiana.com/viraalifia9989/66992ca4c925c46bfd2cf904/bangun-generasi-literasi-tanpa-gadget
Sumber Img : https://pin.it/3UbCVkdT3