Warta Pendidikan Jogja – Masyarakat Bantul kembali menggelar tradisi Nyadran di Makam Sewu, sebuah ritual tahunan yang sarat makna spiritual dan budaya. Acara ini diawali dengan kirab jodang dan gunungan, simbol persembahan dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kirab tersebut melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh adat dan warga setempat, yang bersama-sama membawa jodang berisi ubo rampe khusus seperti sego gurih, ketan kolak, apem, dan ingkung. Selain itu, delapan gunungan turut dikirab, menambah semarak suasana.
Ketua panitia Nyadran Makam Sewu, Hariyadi, menjelaskan bahwa tradisi Nyadran telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa, khususnya umat Muslim. Ritual ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga sebagai sarana mempererat tali silaturahmi antarwarga. Hariyadi menekankan pentingnya melestarikan tradisi ini agar generasi muda dapat memahami dan menghargai warisan budaya nenek moyang mereka.
Prosesi kirab dimulai dari balai desa menuju Makam Sewu, diiringi alunan musik tradisional yang menambah khidmat suasana. Sesampainya di makam, dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa, memohon berkah dan keselamatan bagi seluruh masyarakat. Setelah itu, jodang dan gunungan dibagikan kepada warga sebagai simbol berbagi rezeki dan kebersamaan. Antusiasme warga terlihat jelas saat mereka berebut untuk mendapatkan bagian dari gunungan, sebuah tradisi yang diyakini membawa keberuntungan.
Tradisi Nyadran di Makam Sewu ini menjadi bukti nyata kekayaan budaya Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. Melalui kegiatan semacam ini, nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap leluhur terus diwariskan dari generasi ke generasi. Diharapkan, tradisi ini dapat terus berlangsung dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas dalam menjaga identitas budaya bangsa.
Penulis: Aizan Syalim
Sumber Gambar: https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2024/03/04/suasana-nyadran-di-makam-sewu-di-pedukuhan-pedak-kalurahan-wijirejo-kapanewon-pandak-kabupaten-bantul-senin-432024_169.jpeg?w=700&q=90
Sumber Berita: https://www.detik.com/jogja/budaya/d-7224996/unik-nyadran-di-makam-sewu-bantul-pakai-kirab-jodang-gunungan