Warta Pendidikan Jogja – Sangat mungkin rintangan seorang mahasiswa yang kuliah untuk mengubah kegagalan atau kesulitan di awal kuliah mereka menjadi sebuah karier yang sukses.Oleh karena itu banyak kali saya melihat mahasiswa yang kuliah awalnya gagal atau bahkan terancam dikeluarkan, namun akhirnya mereka bisa bangkit dan lulus dengan hasil positif, bahkan meraih IPK lebih dari 3,0, melanjutkan studi ke luar negeri, dan bahkan melanjutkan ke program pascasarjana.
Namun, untuk mencapai itu semua, ada beberapa langkah penting yang harus dilakukan. Meskipun terdengar mudah, proses ini sering kali memakan waktu dan usaha yang besar untuk mengubah keadaan.
Secara umum, ada beberapa tahap atau langkah yang harus dilalui oleh mahasiswa dan orang tua mereka. Meskipun terdengar sederhana, proses ini bisa menjadi rumit dan terkadang menyakitkan, karena menyadari kesalahan di sepanjang jalan.
Mengungkap Apa yang Terjadi
Salah satu kutipan yang sering saya gunakan kepada mahasiswa adalah, “pertempuran dimenangkan dan kalah di tahap perencanaan.” Kutipan ini berasal dari tulisan klasik yang pertama kali ditulis ribuan tahun lalu, dan tetap relevan hingga kini. Pemimpin besar ini menyatakan bahwa ia bisa mengetahui siapa yang akan menang atau kalah bahkan sebelum pertempuran dimulai, berdasarkan tingkat kesiapan, wawasan, dan keterampilan para pemimpin.
Pemilihan perguruan tinggi yang kurang tepat atau kurangnya perencanaan yang matang sering menjadi faktor utama yang mempengaruhi kesuksesan mereka di perguruan tinggi. Masalah yang ada di sekolah menengah sering kali menjadi lebih jelas dan nyata saat mahasiswa menghadapi tantangan di dunia kuliah. Kadang, sifat-sifat yang tidak menjadi masalah saat di sekolah menengah menjadi hambatan besar di perguruan tinggi. Mengetahui dengan tepat apa yang menyebabkan kegagalan akademis adalah langkah pertama untuk memecahkan masalah tersebut.
Mendefinisikan Masalah Saat Ini
Setelah masalah terungkap, langkah berikutnya adalah mendefinisikan masalah secara spesifik. Misalnya, jika seorang mahasiswa merasa “tidak termotivasi” atau “tidak fokus”, hal ini mungkin tidak cukup jelas, karena masalah tersebut bisa berasal dari berbagai faktor. Beberapa orang tua dan mahasiswa sering mencari penyebab di balik masalah tersebut, tetapi biasanya penyebabnya lebih kompleks daripada yang terlihat di permukaan. Ketidaktertarikan atau kurangnya motivasi bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti nilai buruk atau bahkan masalah psikologis seperti depresi. “Tidak fokus” bisa muncul karena gangguan sosial atau mungkin disebabkan oleh masalah perhatian yang sudah ada sejak sekolah menengah, yang baru muncul di lingkungan kuliah yang lebih bebas. Mengidentifikasi dengan tepat penyebab dari masalah ini akan memungkinkan pengembangan solusi yang lebih baik dan membantu mahasiswa kembali ke jalur yang benar.
Mengidentifikasi Jalan ke Depan
Setelah masalah terdefinisi, langkah berikutnya adalah merencanakan solusi yang efektif untuk membantu mahasiswa kembali ke jalur akademis yang benar. Di sinilah proses ini bisa menjadi lebih rumit. Ada banyak pihak yang menawarkan solusi standar, namun pengalaman menunjukkan bahwa solusi semacam ini sering kali tidak efektif. Beberapa solusi mungkin menyarankan mahasiswa untuk lebih sering bertemu dengan penasihat atau mencari bantuan di pusat konseling kampus, tetapi kebanyakan mahasiswa yang bekerja dengan saya menganggap pilihan ini kurang efektif. Solusi yang tepat harus mempertimbangkan banyak faktor, termasuk karakteristik dan kebutuhan individu mahasiswa. Mencari jalur yang berkelanjutan dan memberikan hasil yang positif adalah kunci untuk membantu mahasiswa kembali ke jalur akademis yang sukses.
Menegakkan Rencana
Setelah rencana disusun, saatnya untuk menerapkannya dengan tindakan nyata. Keberhasilan fase ini sangat bergantung pada perencanaan yang matang, karena masalah yang tidak diidentifikasi dengan baik atau rencana yang buruk hanya akan membuat mahasiswa semakin tersesat. Tindakan yang efektif harus fokus pada perbaikan kinerja akademis mahasiswa, memperbaiki apa yang salah sejak awal, dan mendukung mereka untuk membuat kemajuan yang berkelanjutan. Terlebih lagi, rencana ini harus selaras dengan tujuan akhir: mahasiswa lulus dengan sukses.
Menjaga Semua Tetap pada Jalurnya
Proses perubahan haluan untuk mahasiswa biasanya terdiri dari dua fase: perencanaan dan tindakan. Pada fase tindakan, ada banyak tantangan yang harus dihadapi mahasiswa setiap hari, termasuk ujian, proyek, dan tugas yang perlu diselesaikan. Menjaga agar mahasiswa tetap fokus pada tujuan mereka dan terus maju di bawah tekanan adalah kunci kesuksesan jangka panjang. Terkadang, meskipun sudah ada kemajuan, ada hambatan atau kemunduran yang membuat mahasiswa merasa ingin kembali ke kebiasaan lama mereka. Pada saat inilah mereka memerlukan bantuan agar tidak menyerah dan tetap termotivasi.
Baca Juga : Beasiswa DJITU 2025 untuk Mahasiswa Perempuan: Peluang Kuliah Gratis dengan Pendampingan
Mencapai Garis Akhir
Ketika seorang mahasiswa berhasil mengubah kegagalan mereka menjadi kesuksesan, ada banyak cara untuk melihat “garis akhir” tersebut. Pada awalnya, garis akhir mungkin berupa ujian tengah semester atau satu semester penuh yang berhasil. Ketika mereka melanjutkan jalur yang baik, tujuan akhir yang lebih besar adalah lulus dan mendapatkan gelar sarjana. Namun, pencapaian ini tidak selalu terjadi di satu perguruan tinggi. Mahasiswa dapat memperoleh kredit di perguruan tinggi yang berbeda dan kemudian mentransfernya ke universitas tempat mereka ingin menyelesaikan studi mereka. Setiap perguruan tinggi memiliki persyaratan tertentu yang harus dipenuhi untuk lulus, dan ini bisa menjadi bagian dari perencanaan untuk mencapai tujuan akhir.
Mengubah kegagalan akademis menjadi kesuksesan memang memerlukan banyak pengorbanan dan kerja keras. Proses ini membutuhkan perencanaan yang baik, identifikasi masalah yang tepat, tindakan yang efektif, dan upaya yang berkelanjutan untuk menjaga agar semuanya tetap pada jalurnya. Namun, dengan kemauan dan tindakan yang tepat, mahasiswa dapat mencapai kesuksesan dan lulus dari perguruan tinggi.
Author : Albert Aymi Pratama Putra
Sumber Gambar : https://www.pexels.com/photo/young-man-in-blue-and-black-polo-shirt-reading-a-book-12333745/
Sumber Referensi : https://studentstrategy101-com.translate.goog/blog/turning-a-college-failure-in-to-a-success/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc