Warta Pendidikan Jogja – Fenomena Hype NFT menjadi sangat populer beberapa tahun sebelumnya, dimulai dengan foto Gozali Everyday dan banyak orang yang mengupload segala jenis produk ke platform marketplace NFT.
Apa kabar hari ini bermula dengan Sina Estavi, seorang pengusaha crypto dari Malaysia, membeli tulisan atau cuitan di Twitter dari cuitan pertama Jack Dorsi, pendiri Twitter, dengan harga Rp 42,5 miliar pada Maret 2021.
Menurut Andri Pramuntadi, dosen di Universitas Alma Ata, pada bulan April 2022, Sina Estavi berencana menjual NFT tersebut dengan harga Rp 702 miliar. Namun, pasar NFT tidak menyambut tawaran tersebut, dengan harga tertinggi untuk cuitan pertama hanya sebesar Rp 4 juta di pasar saat ini.
Dia bertanya, “Apakah ini awal kematian NFT?” karena ternyata penurunan harga juga terjadi untuk semua koleksi NFT lainnya.
Kevin McCoy pertama kali memperkenalkan Fenomena NFT pada tahun 2014, yang merupakan pola animasi berwarna-warni yang dicetak dalam bentuk blockchain. Pada bulan Juni 2017, Lavalabs meluncurkan koleksi gambar NFT, yang memicu gerakan NFT. Koleksi CryptoPungks, yang terdiri dari 10 ribu gambar dengan art pixel, terkenal dengan kemampuan untuk menggabungkan gambar secara otomatis dengan menggunakan pemrograman yang dapat menggabungkan gambar secara otomatis.
Pada awalnya, proyek ini dirancang untuk menguji kelangkaan permintaan dan permintaan NFT. 10.000 NFT diberikan secara gratis dengan asumsi bahwa karena jumlah NFT yang terbatas, harga NFT akan meningkat seiring waktu.
Selain itu, NFT tersebut diberikan secara gratis dalam dua minggu dan mulai diterima oleh pembeli, yang dapat dilihat berubah dari satu pembeli ke pembeli lainnya.
Satu NFT, yang pertama kali gratis selama dua minggu, dapat terjual seharga Rp 32,4 juta, dan pada tahun 2021, NFT yang sama dapat terjual seharga Rp 110,9 miliar.
Dengan keberhasilan CryptoPungks, pencipta game CryptoKitties, game berbasis blockchain dan ethereum di mana pemain dapat memelihara, mengembangkan, dan menjual persilangan dari kucing-kucing mereka, mendorong orang lain untuk bergabung dengan NFT. Diluncurkan pada tahun 2017, kucing virtual ini dapat mencapai nilai 106 miliar rupiah dalam 24 jam, dan kucing virtual dengan harga tertinggi saat ini adalah 25,9 miliar rupiah.
Pada bulan April 2021, beberapa artis terkenal mulai membeli gambar monyet bermuka bosan dengan NFT, dan komunitas Bored Ape Yacth Club, yang sering mengadakan acara dengan identitas gambar tersebut sebagai tiket, mulai mengumpulkan NFT.
Pada saat itu, Fenomena harga NFT melonjak dan mencapai titik tertinggi. Pejualan NFT dengan nilai tertinggi mencapai Rp 322 triliun. Kenapa orang ingin membeli foto dengan harga ratusan juta, jika tidak miliaran, untuk foto yang tersedia secara gratis? Sebagai analogi, dia mengatakan, “Jika Anda memiliki gambar monalisa dan Anda meminjamkannya ke museum, semua orang bisa mengambil fotonya, bahkan membeli poster dari gambar tersebut. Namun, gambar monalisa yang sebenarnya adalah yang milik Anda, dan itu dipajang di museum dengan nama Anda.”
Sebagian besar orang salah memahami apa itu NFT. Contohnya, apa yang Anda ketahui tentang NFT adalah foto Gozali Everyday, gambar wanita berhijab 3D Syahrini, atau gamabar monyet dengan art pixel.
Sebagai contoh, jika Anda menganggap NFT sebagai karya digital seperti gambar dua dimensi, tiga dimensi, atau video musik, Anda tidak salah. Ini karena mereka dapat dibuat sebagai NFT dan dijual sebagai NFT.
NFT bukan komponen karya seni digital, tetapi NFT adalah teknologi berbasis blockchain yang memungkinkan karya seni digital menjadi nilai komersial karena tidak dapat dikopi, diubah, atau dihapus.
Menurutnya, “Jika Anda seorang pematung atau pembuat patung membuat patung dari batu dengan campuran metal, patung tersebut memiliki nilai komersil jika ada yang tertarik membeli, maka orang harus membayarnya karena hanya ada satu jika ada orang yang akan meniru, mereka akan tahu mana yang asli dan mana yang palsu karena pahatan dan penempatan bahan metal yang unik.”
Namun, jika Anda adalah seorang artis digital yang membuat gambar ilustrasi dua dimensi dan menyimpannya dalam file digital dan kemudian menguploadnya ke internet agar semua orang dapat menikmatinya, maka buat apa orang beli jika semua orang dapat mengunduh dan memilikinya gratis?
dan Anda tidak dapat membuktikan bahwa karya Anda benar-benar asli; setiap orang dapat mengklaim bahwa gambar itu milik mereka dan asli. Bukankah karya digital dapat dilindungi HAKI? Dia menjawab, “Ya, karya digital dapat dilindungi HAKI, tetapi itu sangat mahal dan membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan sertifikat. Bagaimana jika kita adalah seorang digital artis yang menghasilkan lima karya setiap harinya, seberapa ribet harus mengurus HAKI karya kita setiap minggu?”
Ini membuat digital artis sangat cocok untuk mengkomersilkan karya digital mereka karena mereka dapat mencetak karya mereka dalam blockchain, yang merupakan teknologi yang digunakan sebagai bank data digital yang terhubung dengan kriptografi.
yang membuat karya digital Anda tidak dapat disalin, diubah, atau dihapus. Nama Anda sebagai pemilik juga tercantum di karya tersebut, dan tentu saja, Anda dapat menjualnya, dan data kepemilikannya akan berubah ke pemilik baru dalam blockchain jika terjadi transaksi.
Karena hanya ada satu karya, harga akan naik jika banyak orang menginginkannya. Itu sebabnya harga karya digital sangat tinggi di platfom penjualan NFT beberapa tahun terakhir.
Ketika dunia virtal atau Metaverse muncul, Fenomena NFT semakin populer. Metaverse sendiri adalah gagasan tentang dunia virtual di mana seseorang dapat menjadi avatar dirinya sendiri dan berinteraksi dengan orang lain di internet.
Seperti yang pernah menjadi topik berita, alun-alun utara Yogyakarta dijual melalui platform online. Semua benda di Metaverse berbentuk NFT, jadi bisnis saling membutuhkan karena adanya Metaverse dan NFT. Oleh karena itu, merek terkenal di dunia telah memulai penjualan di Metaverse dan menghasilkan keuntungan besar.
Metaverse akan mati tanpa kegiatan transaksi NFT. Menurutnya, berdasarkan tren Google, jumlah kata pencarian dengan kata kunci NFT meningkat pesat pada awal tahun 2021 dan mencapai puncaknya pada januari 2022. Namun, jumlah kata pencarian dengan kata kunci NFT terus turun hingga saat ini. Untuk lokasi Indonesia, kata-kata NFT mulai meningkat pada awal januari 2022 dan kemudian turun pada februari 2022.
Harga NFT sekarang berada di titik terendahnya setelah naik gila-gilaan sebelumnya. Pada platfom penjualan OpenSea, harga NFT turun dari 99,5 juta menjadi 29 juta. Item NFT yang sebelumnya dapat menjual 26 ribu NFT setiap hari sekarang dapat menjual hanya 3200 NFT setiap hari.
Dia menyatakan, “Pada Data CoinMarketCap, total kapitalisasi pasar NFT saat ini hanya Rp 140 Triliun rupiah, dari sebelumnya Rp 335 Triliun rupiah.”
Sumber:
https://jogja.tribunnews.com/2022/05/25/dosen-universitas-alma-ata-jelaskan-mengenai-fenomena-nft
https://www.freepik.com/free-vector/group-people-reading-borrowing-books_3226177.htm#fromView=search&page=1&position=28&uuid=1737513b-ec86-4c5d-80b3-eeefa3093873/