Categories
  • Beasiswa S1
  • Beasiswa S2
  • Beasiswa S3
  • Berita Provinsi
  • Berita Pusat
  • Event Edu
  • Info Beasiswa
  • Info Pendidikan
  • LLDIKTIV
  • Pameran DIY
  • Pengabmas
  • Prestasi PT
  • Rubrik Ilmiah
  • Seminar PT DIY
  • Tokoh
  • Uncategorized
  • Wisata edu
  • Workshop DIY
  • Menelusuri Etika dan Pendidikan dalam Pemikiran Ibnu Miskawaih: Sebuah Warisan Filosofis yang Tak Lekang oleh Waktu

    Jul 26 202474 Dilihat

    Warta Pendidikan Jogja – Ahmad bin Muhammad bin Ya’qub Miskawaih, atau lebih dikenal sebagai Ibnu Miskawaih, adalah seorang pemikir besar dalam sejarah filsafat Islam yang berkontribusi besar di bidang etika dan pendidikan. Lahir pada tahun 932 M di Rayy, Persia, ia hidup pada masa keemasan peradaban Islam yang ditandai oleh perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pemikiran Miskawaih mengenai etika dan pendidikan tetap relevan hingga saat ini, memberikan panduan moral dan intelektual yang berharga.

    Karya dan Kontribusi Ibnu Miskawaih

    Ibnu Miskawaih dikenal karena kemampuannya menggabungkan pemikiran filsafat Yunani dengan ajaran Islam, terutama melalui karyanya yang terkenal, “Tahzib al-Akhlaq” (Penyucian Akhlak). Ia juga menulis tentang sejarah, filsafat, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya, menjadikannya seorang intelektual serba bisa pada masanya. Karya-karyanya sering dianggap sebagai jembatan antara tradisi pemikiran Yunani dan dunia Islam.

    Dalam konteks modern, pemikiran Ibnu Miskawaih tentang etika dan pendidikan masih sangat relevan. Nilai-nilai moral dan pendidikan karakter yang ia ajarkan dapat menjadi solusi bagi berbagai masalah sosial dan moral yang dihadapi masyarakat saat ini. Prinsip-prinsip yang ia kembangkan dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan formal, keluarga, dan masyarakat luas.

    Etika Menurut Ibnu Miskawaih

    Ibnu Miskawaih percaya bahwa etika adalah bagian integral dari kehidupan manusia yang harus diarahkan pada tujuan tertinggi, yaitu kebahagiaan sejati. Dalam “Tahzib al-Akhlaq,” ia menguraikan konsep-konsep etika yang terinspirasi oleh ajaran Aristoteles, namun disesuaikan dengan nilai-nilai Islam.

    Menurutnya, jiwa manusia terbagi menjadi tiga bagian: jiwa rasional (al-nafs al-natiqah), jiwa emosional (al-nafs al-ghadabiyyah), dan jiwa keinginan (al-nafs al-shahwaniyyah). Ia berpendapat bahwa keutamaan dicapai melalui keseimbangan antara ketiga aspek ini. Jiwa rasional harus memimpin, mengendalikan jiwa emosional dan jiwa keinginan agar manusia dapat menjalani kehidupan yang bermoral dan beretika.

    Ibnu Miskawaih mengidentifikasi empat keutamaan utama: kebijaksanaan (al-hikmah), keberanian (al-shaja’ah), kesederhanaan (al-iffah), dan keadilan (al-adlah). Keempat keutamaan ini saling melengkapi dan harus dikembangkan secara bersama-sama untuk mencapai kehidupan yang baik.

    Kebijaksanaan adalah pengetahuan yang benar tentang apa yang harus dilakukan; keberanian adalah kemampuan untuk menghadapi bahaya dengan ketenangan; kesederhanaan adalah pengendalian diri dari keinginan yang berlebihan; dan keadilan adalah memberikan hak kepada diri sendiri dan orang lain secara proporsional.

    Miskawaih berpendapat bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat diraih hanya melalui pemenuhan kebutuhan material atau kenikmatan jasmani. Sebaliknya, ia meyakini bahwa kebahagiaan sejati bersumber dari hidup yang dilandasi etika, dicirikan oleh jiwa yang seimbang dan pengembangan sifat-sifat mulia. Pandangan ini selaras dengan prinsip-prinsip Islam yang mengutamakan budi pekerti luhur serta menjalin relasi yang baik, baik dengan Allah maupun dengan sesama manusia.

    Pendidikan dalam Pandangan Ibnu Miskawaih

    Selain etika, Ibnu Miskawaih juga memberikan perhatian besar pada pendidikan sebagai sarana untuk membentuk karakter dan moral individu. Ia memandang pendidikan sebagai proses penyucian jiwa yang harus dimulai sejak dini.

    Tujuan utama pendidikan adalah mengembangkan keutamaan dalam diri individu. Pendidikan harus membantu siswa mengenali dan mengembangkan potensi mereka secara penuh, baik dari segi intelektual maupun moral. Ia berpendapat bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter yang baik.

    Miskawaih mengusulkan metode pendidikan yang komprehensif, meliputi pengajaran teori dan praktek. Ia menekankan pentingnya keteladanan dari pendidik, karena siswa belajar tidak hanya melalui apa yang diajarkan tetapi juga melalui pengamatan perilaku gurunya. Pendidikan harus dilakukan dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, serta disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing siswa.

    Menurutnya, pendidikan harus mencakup ajaran-ajaran agama dan moralitas untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang baik. Pendidikan spiritual membantu individu mengenali hubungan mereka dengan Tuhan dan mengarahkan mereka untuk menjalani kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan.


    Author : Subkhi Mashadi

    Sumber : https://www.kompasiana.com/naufaltrihutama3985/669ff1c334777c40782a7e23/menggali-etika-dan-pendidikan-dalam-pemikiran-ibnu-miskawaih-sebuah-warisan-filosofis-yang-abadi?page=all#section1
    Sumber Img :https://pin.it/2Z5qeOcrj

    Share to

    Related News

    5 Trik Psikologi Sederhana untuk Mengala...

    by Oct 30 2025

    Jumlah pengunjung : 69 Siapa di sini yang kenal baik sama “Sistem Kebut Semalam”? Itu lh...

    Hanya Mamalia yang Menghasilkan Susu : M...

    by Oct 25 2025

    Jumlah pengunjung : 95 Secara biologis, susu didefinisikan sebagai cairan putih yang dihasilkan dari...

    Edukasi Kesehatan : KKN-T Universitas Al...

    by Sep 29 2025

    Jumlah pengunjung : 152 Warta Pendidikan Jogja – Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit ...

    UAD Kukuhkan Empat Guru Besar Baru, Perk...

    by Aug 18 2025

    Jumlah pengunjung : 141 Warta Pendidikan Jogja — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menegaskan...

    Stanggy Nirwana Putri: Anak Buruh Bangun...

    by Aug 05 2025

    Jumlah pengunjung : 222 Warta Pendidikan Jogja – Di sudut kota Abepura, Papua, hidup seorang g...

    Sinergi Akademisi UPN Veteran Jakarta da...

    by Jul 28 2025

    Jumlah pengunjung : 219 Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat melalui Skema Program Kolaborasi Nasio...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top