Warta Pendidikan Jogja – Perbankan syariah memiliki keunggulan unik dalam mewujudkan keuangan berkelanjutan berkat nilai-nilai fundamental yang sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Prinsip maqashid syariah yang menjadi landasan operasionalnya mengedepankan lima nilai inti, yaitu menjaga agama, jiwa, akal, harta, dan keturunan, menjadikannya instrumen penting untuk pembangunan berkelanjutan.
Kontribusi Perbankan Syariah terhadap SDGs dan ENDC
Menurut Fauziah Rizki Yuniarti, pengamat ekonomi syariah dari Universitas Indonesia, perbankan syariah memiliki potensi besar dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dan Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC). Keunggulannya terletak pada akses ke sumber pendanaan murah, seperti zakat, wakaf, dan tabungan wadiah.
“Dengan produk yang tepat dan kolaborasi dengan ekosistem ekonomi syariah, dampaknya terhadap ekonomi bisa sangat signifikan,” ujarnya.
Potensi Islamic Blended Finance dan Green Banking
Perbankan syariah dapat memainkan dua peran utama:
- Islamic Blended Finance (IBF)
IBF adalah skema pembiayaan yang menggabungkan dana komersial, publik, dan pembangunan. Faktor kesuksesannya mencakup keterlibatan investor, lembaga pengumpul dana, serta proyek yang siap didanai. IBF memberikan peluang besar untuk mendukung pembiayaan SDGs. - Green Banking
Dengan panduan dari Taksonomi Hijau OJK, perbankan syariah bisa menjadi pemimpin dalam pembiayaan hijau. Contohnya adalah peningkatan porsi pembiayaan ramah lingkungan dalam portofolio bank.
PT Bank Syariah Indonesia (BSI), sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, telah menunjukkan komitmennya terhadap pembiayaan berkelanjutan. Pada 2022, pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp 51,03 triliun, meliputi pembiayaan ramah lingkungan dan pembiayaan UMKM.
Pembiayaan Hijau dan Dampaknya
BSI mengalokasikan dana ke tiga kategori utama pembiayaan hijau:
- Produk Eco-Efficient (46,03%)
- Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan (32,55%)
- Energi Terbarukan (12,93%)
Komitmen ini diproyeksikan terus meningkat hingga 2025, dengan target pertumbuhan portofolio hijau yang sejalan dengan rencana bisnis perusahaan.
Baca juga : Panduan Ekonomi dan Peluang Bisnis untuk Remaja yang Ambisius
Tantangan Greenwashing dalam Keuangan Berkelanjutan
Namun, tantangan seperti greenwashing—di mana proyek diklaim ramah lingkungan tetapi tidak sesuai standar—perlu diantisipasi. Menurut Rifki Ismal, Assistant Secretary General Islamic Financial Services Board (IFSB), transparansi menjadi kunci penting untuk memastikan kesesuaian dengan prinsip syariah.
IFSB juga sedang mengembangkan panduan khusus untuk penerapan keuangan berkelanjutan bagi perbankan syariah, mengintegrasikan standar global dengan nilai-nilai syariah.
Kesimpulan
Dengan komitmen kuat terhadap prinsip maqashid syariah dan pengelolaan yang berorientasi ESG, perbankan syariah memiliki potensi besar untuk memimpin transformasi menuju keuangan berkelanjutan. Kolaborasi antara pelaku industri dan regulator akan menjadi kunci sukses dalam menjadikan perbankan syariah sebagai pilar utama keberlanjutan di masa depan.
Author : Khabiburohman
sumber :https://news.detik.com/kolom/d-6480083/perbankan-syariah-untuk-keberlanjutan-masa-depan
sumber Gambar: https://www.freepik.com/free-vector/bank-composition-with-outdoor-landscape-classic-building-with-columns-car-pedestrian-silhouette-cityscape-vector-illustration_43869194.htm#fromView=search&page=1&position=19&uuid=294287bd-e332-4b6d-8d1f-1239574c4e0e